Chocolateva's fruit

try to be usefull person,simplify,share,and smiled ^^

Bromo, one of the beautiful places in Indonesia


Kembali menyapa, ketika rasa dan nuansa yang terekam menggelitik untuk bernostalgia dalam cerita. Bromo yang melegenda di seluruh dunia, di Indonesiaku yang “kaya”, iya Indonesiaku memanglah kaya.Sang Maha Kaya masih mengizinkan memori ini untuk mengingat kembali dinginnya udara yang berhasil menembus pertahanan baju kami, memandang gagahnya sang legenda, mengamati luasnya permadani hijau, menapaki tanjakan gelap di pagi buta bahkan ketika menggelar sajadah terhampar di peranakannya.

Kami beranjak dari petualangan Pekalen, dengan sisa tenaga dan semangat yang semakin membuncah, tercharger penuh untuk kembali bertualang. Dengan elf merah yang selalu setia menunggu dan mengantar, ia pun menyusuri jalan menuju penginapan sebelum mendaki, menujulah kami di penginapan Yoschi, Jl. Wonokerto 1 sukapura probolinggo.

Kami sempat terlelap di sepanjang perjalanan,di dalam hangatnya si tangguh elf merah, usai mengayuh dayung dan memacu adrenalin. Hanya Pak Supir yang tetap terjaga. Tiba-tiba, mobil kami tersendat ditanjakan bersisikan jurang itu, dan mengawali kisah tak terlupa, si tangguh mogok, hingga memaksa kami untuk keluar dan berjalan kaki.

Kisaran pukul 22.30 WIB, kami menginjakkan kaki bak di tanah antah berantah. Gelap, hanya bercahayakan bulan dan lampu sorot mobil ke depan, sepi. Kupandangi sekeliling
tempat itu, benar-benar luas, nampak terdapat barisan yang tinggi dan nampak sangat dalam di samping kiri, kusangka kami berada di bukit lembah. Walau jaket sudah melekat, dingin pun masih menerjang hebat, melompat dan gerakan kecil pun tak begitu berpengaruh. Pipi dan hidung kami terasa dingin. Kakak-kakak laki-laki bergerak cepat, mencari batu unuk menahan mobil agar tidak turun.

Tak lama kemudian, ada secercah cahaya, lampu mobil elf serupa menuju tanjakan yang sama. Namun, sungguh disayangkan, jalan dua arah itu tak cukup untuk 2 mobil seukuran elf yang sama. Turunlah semua penghuni mobil, dan didominasi warga negara lain. Mereka nampak ramah dan bersemangat, dan akhirnya kami berjalan bersama menuju penginapan.

Ada sedikit kisah yang mencairkan topik perjalanan kami. Sepasang suami istri tua bergandengan tangan di sepanjang jalan, nampak kokoh tak menghiraukan dinginnya udara kala itu. Sedangkan kami, seperti disentil karena sering kali mengekspresikan tubuh yang kedinginan dan melompat-lompat tak karuan.

Alhamdulillah, entah berapa jauh kami berjalan, setidaknya kami sudah menyusuri jalan lurus dan beberapa tikungan, mobil elf kami pun menyusul dan mengantarkan kami di hotel Yoschi sekitar pukul 22.00 WIB.Nuansa Bali menyambut kami.

Beberapa kamar tersedia di sini, mba lisa kebagian untuk mengkoordinir penghuni kamar, dan aku terpilih untuk satu kamar dengan mba rima dan mba ratna, dua sahabat yang masih bersama sejak SMA. Kamar berukuran 3 x 4 kurang lebih, bercahayakan temaram, cukup untuk kami bertiga. Tak sabar rasanya ingin bertemu Sang Pencipta, karena masih diberikan kemudahan. Dinginnya air menyapa kulitku, berwudhu di pancuran air dengan mangkok tanah liat besar sebagai tadahan, begitu tenang ketika itu, di dalam mushola kecil.

“Tidurlah”, katanya, karena jam 03.00 kami harus bersiap untuk mendaki. “Iya mba”, jawabku.Kisaran pukul 03.00 pun kami bersiap untuk berangkat. Enam Jip terparkir untuk menghantarkan 34 orang menuju Bromo. Jip hijau bernomorkan N34(lupa)T menjadi jip yang mengantarkanku bersama 5 orang lainnya. Kami melewati pos 1, melewati pos 2 kemudian jip berhenti agar kami melanjutkan meniti tanjakan sendiri.Tak jarang, untuk menuju tanjakan itu, orang-orang berjalan.

Aku masih ingat betul, jalanan terkadang licin, dan hanya berbekal penerangan lampu senter di kepala. Ku hitung tangga-tangga itu, tapi lupa persisnya, mungkin 279an. Ramai pengunjung, begitu riuh orang-orang berkumpul untuk melihat matahari terbit. Kami tak mau ketinggalan peluang untuk mendapat spot terbaik, naiklah kami ke atas bukit.
Alhamdulillah, sampailah di bukit itu, dan aku satu-satunya di atas bukit yang mengenakan rok.

Walau kami tidak terlalu beruntung karena kabut menggagalkan kami untuk melihat sunrise, tapi kami tetap puas melihat begitu indahnya keagungan Sang Pencipta. Kami bergantian mendirikan shalat subuh dengan berbekal kain pasmina, sungguh pertama kalinya shalat di atas bukit, subhanallah.

Setiap Spot kami coba abadikan, namun sayang “pink pocket” tak mau bekerja, aku lupa membawa persediaan baterai.Namun tetap saja asyik, dan mata akan selalu setia untuk merekam dan mengabadikannya.Begitu hijau luas terbentang bak permadani, terbayar setiap tangga yang di daki itu dengan begitu indahnya alam di Indonesia ini, beautiful Bromo. Udara yang sejuk, bunga abadi, ilalang, pohon-pohon dan batu-batu gunung. Subhanallah. Begitu banyak nikmat yang Engkau beri, alhamdulillah. La haula wa la kuwata illabillah

Di seberang nampak gagah gunung Bromo, gunung Semeru dan gunung-gunung lainnya.
Ketika cahaya matahari mulai terang, kami pun turun untuk melanjutan perjalanan. Kurasa, ketia menuruni bukit sedikit lebih susah dibanding ketika menaikinya, dan alhamdulillah terlalui.

Lembah Jalaprang “Bukit Teletubis”, Pasir berbisik, Kawah Bromo… siap menunggu kami.

to be continued

3 comments on “Bromo, one of the beautiful places in Indonesia

  1. arifqodari
    March 22, 2012

    wah mantab!
    kesana juga ah

  2. chocolateva
    March 22, 2012

    ^^b iya..bagus bgt rif… bawa coklat juga, biar buat persediaan tenaga..=) have a nice trip ^^

  3. Arif Setiawan
    March 22, 2012

    cie yg udh ke bromo

Leave a comment

Information

This entry was posted on March 21, 2012 by in story and tagged , , , , , .
March 2012
T W T F S S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

Blog Stats

  • 79,141 hits